Kisah Istri Sholehah…” (Berhak Untuk Dibaca…!!)

40 Jenis Bunga Cantik (Menawan dan Bermanfaat)
Seorang istri menceritakan kisah suaminya pada tahun 1415 H, ia berkata :

Suamiku adalah seorang pemuda yang gagah, semangat, rajin, tampan, berakhlak mulia, taat beragama, dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Ia menikahiku pada tahun 1390 H. Aku tinggal bersamanya (di kota Riyadh) di rumah ayahnya sebagaimana tradisi keluarga-keluarga Arab Saudi. Aku takjub dan kagum dengan baktinya kepada kedua orang tuanya. Aku bersyukur dan memuji Allah yang telah menganugerahkan kepadaku suamiku ini. Kamipun dikaruniai seorang putri setelah setahun pernikahan kami.

Lalu suamiku pindah kerjaan di daerah timur Arab Saudi. Sehingga ia berangkat kerja selama seminggu (di tempat kerjanya) dan pulang tinggal bersama kami seminggu. Hingga akhirnya setelah 3 tahun, dan putriku telah berusia 4 tahun… Pada suatu hari yaitu tanggal 9 Ramadhan tahun 1395 H tatkala ia dalam perjalanan dari kota kerjanya menuju rumah kami di Riyadh ia mengalami kecelakaan, mobilnya terbalik. Akibatnya ia dimasukkan ke Rumah Sakit, ia dalam keadaan koma. Setelah itu para dokter spesialis mengabarkan kepada kami bahwasanya ia mengalami kelumpuhan otak. 95 persen organ otaknya telah rusak. Kejadian ini sangatlah menyedihkan kami, terlebih lagi kedua orang tuanya lanjut usia. Dan semakin menambah kesedihanku adalah pertanyaan putri kami (Asmaa’) tentang ayahnya yang sangat ia rindukan kedatangannya. Ayahnya telah berjanji membelikan mainan yang disenanginya…

Kami senantiasa bergantian menjenguknya di Rumah Sakit, dan ia tetap dalam kondisinya, tidak ada perubahan sama sekali. Setelah lima tahun berlalu, sebagian orang menyarankan kepadaku agar aku cerai darinya melalui pengadilan, karena suamiku telah mati otaknya, dan tidak bisa diharapkan lagi kesembuhannya. Yang berfatwa demikian sebagian syaikh -aku tidak ingat lagi nama mereka- yaitu bolehnya aku cerai dari suamiku jika memang benar otaknya telah mati. Akan tetapi aku menolaknya, benar-benar aku menolak anjuran tersebut.

Aku tidak akan cerai darinya selama ia masih ada di atas muka bumi ini. Ia dikuburkan sebagaimana mayat-mayat yang lain atau mereka membiarkannya tetap menjadi suamiku hingga Allah melakukan apa yang Allah kehendaki.

Akupun memfokuskan konsentrasiku untuk mentarbiyah putri kecilku. Aku memasukannya ke sekolah tahfiz al-Quran hingga akhirnya iapun menghafal al-Qur’an padahal umurnya kurang dari 10 tahun. Dan aku telah mengabarkannya tentang kondisi ayahnya yang sesungguhnya. Putriku terkadang menangis tatkala mengingat ayahnya, dan terkadang hanya diam membisu.

Putriku adalah seorang yang taat beragama, ia senantiasa sholat pada waktunya, ia sholat di penghujung malam padahal sejak umurnya belum 7 tahun. Aku memuji Allah yang telah memberi taufiq kepadaku dalam mentarbiyah putriku, demikian juga neneknya yang sangat sayang dan dekat dengannya, demikian juga kakeknya rahimahullah.

Putriku pergi bersamaku untuk menjenguk ayahnya, ia meruqyah ayahnya, dan juga bersedekah untuk kesembuhan ayahnya.
Pada suatu hari di tahun 1410 H, putriku berkata kepadaku : Ummi biarkanlah aku malam ini tidur bersama ayahku…
Setelah keraguan menyelimutiku akhirnya akupun mengizinkannya.

Putriku bercerita :

Aku duduk di samping ayah, aku membaca surat Al-Baqoroh hingga selesai. Lalu rasa kantukpun menguasaiku, akupun tertidur. Aku mendapati seakan-akan ada ketenangan dalam hatiku, akupun bangun dari tidurku lalu aku berwudhu dan sholat –sesuai yang Allah tetapkan untukku-.

Lalu sekali lagi akupun dikuasai oleh rasa kantuk, sedangkan aku masih di tempat sholatku. Seakan-akan ada seseorang yang berkata kepadaku, “Bangunlah…!!, bagaimana engkau tidur sementara Ar-Rohmaan (Allah) terjaga??, bagaimana engkau tidur sementara ini adalah waktu dikabulkannya doa, Allah tidak akan menolak doa seorang hamba di waktu ini??”

Akupun bangun…seakan-akan aku mengingat sesuatu yang terlupakan…lalu akupun mengangkat kedua tanganku (untuk berdoa), dan aku memandangi ayahku –sementara kedua mataku berlinang air mata-. Aku berkata dalam do’aku, “Yaa Robku, Yaa Hayyu (Yang Maha Hidup)…Yaa ‘Adziim (Yang Maha Agung).., Yaa Jabbaar (Yang Maha Kuasa)…, Yaa Kabiir (Yang Maha Besar)…, Yaa Mut’aal (Yang Maha Tinggi)…, Yaa Rohmaan (Yang Maha Pengasih)…, Yaa Rohiim (Yang Maha Penyayang)…, ini adalah ayahku, seorang hamba dari hamba-hambaMu, ia telah ditimpa penderitaan dan kami telah bersabar, kami Memuji Engkau…, kemi beriman dengan keputusan dan ketetapanMu baginya…

Ya Allah…, sesungguhnya ia berada dibawah kehendakMu dan kasih sayangMu.., Wahai Engkau yang telah menyembuhkan nabi Ayyub dari penderitaannya, dan telah mengembalikan nabi Musa kepada ibunya…Yang telah menyelamatkan Nabi Yuunus dari perut ikan paus, Engkau Yang telah menjadikan api menjadi dingin dan keselamatan bagi Nabi Ibrahim…sembuhkanlah ayahku dari penderitaannya…

Ya Allah…sesungguhnya mereka telah menyangka bahwasanya ia tidak mungkin lagi sembuh…Ya Allah milikMu-lah kekuasaan dan keagungan, sayangilah ayahku, angkatlah penderitaannya…”

Lalu rasa kantukpun menguasaiku, hingga akupun tertidur sebelum subuh.

Tiba-tiba ada suara lirih menyeru.., “Siapa engkau?, apa yang kau lakukan di sini?”. Akupun bangun karena suara tersebut, lalu aku menengok ke kanan dan ke kiri, namun aku tidak melihat seorangpun. Lalu aku kembali lagi melihat ke kanan dan ke kiri…, ternyata yang bersuara tersebut adalah ayahku…

Maka akupun tak kuasa menahan diriku, lalu akupun bangun dan memeluknya karena gembira dan bahagia…, sementara ayahku berusaha menjauhkan aku darinya dan beristighfar. Ia barkata, “Ittaqillah…(Takutlah engkau kepada Allah….), engkau tidak halal bagiku…!”. Maka aku berkata kepadanya, “Aku ini putrimu Asmaa'”. Maka ayahkupun terdiam. Lalu akupun keluar untuk segera mengabarkan para dokter. Merekapun segera datang, tatkala mereka melihat apa yang terjadi merekapun keheranan.

Salah seorang dokter Amerika berkata –dengan bahasa Arab yang tidak fasih- : “Subhaanallahu…”. Dokter yang lain dari Mesir berkata, “Maha suci Allah Yang telah menghidupkan kembali tulang belulang yang telah kering…”. Sementara ayahku tidak mengetahui apa yang telah terjadi, hingga akhirnya kami mengabarkan kepadanya. Iapun menangis…dan berkata, اللهُ خُيْرًا حًافِظًا وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِيْنَ Sungguh Allah adalah Penjaga Yang terbaik, dan Dialah yang Melindungi orang-orang sholeh…, demi Allah tidak ada yang kuingat sebelum kecelakaan kecuali sebelum terjadinya kecelakaan aku berniat untuk berhenti melaksanakan sholat dhuha, aku tidak tahu apakah aku jadi mengerjakan sholat duha atau tidak..??

          Sang istri berkata : Maka suamiku Abu Asmaa’ akhirnya kembali lagi bagi kami sebagaimana biasanya yang aku mengenalinya, sementara usianya hampir 46 tahun. Lalu setelah itu kamipun dianugerahi seorang putra, Alhamdulillah sekarang umurnya sudah mulai masuk tahun kedua. Maha suci Allah Yang telah mengembalikan suamiku setelah 15 tahun…, Yang telah menjaga putrinya…, Yang telah memberi taufiq kepadaku dan menganugerahkan keikhlasan bagiku hingga bisa menjadi istri yang baik bagi suamiku…meskipun ia dalam keadaan koma…

Maka janganlah sekali-kali kalian meninggalkan do’a…, sesungguhnya tidak ada yang menolak qodoo’ kecuali do’a…barang siapa yang menjaga syari’at Allah maka Allah akan menjaganya.

Jangan lupa juga untuk berbakti kepada kedua orang tua… dan hendaknya kita ingat bahwasanya di tangan Allah lah pengaturan segala sesuatu…di tanganNya lah segala taqdir, tidak ada seorangpun selainNya yang ikut mengatur…

Ini adalah kisahku sebagai ‘ibroh (pelajaran), semoga Allah menjadikan kisah ini bermanfaat bagi orang-orang yang merasa bahwa seluruh jalan telah tertutup, dan penderitaan telah menyelimutinya, sebab-sebab dan pintu-pintu keselamatan telah tertutup…

Maka ketuklah pintu langit dengan do’a, dan yakinlah dengan pengabulan Allah….
Demikianlah….Alhamdulillahi Robbil ‘Aaalamiin (SELESAI…)

          Janganlah pernah putus asa…jika Tuhanmu adalah Allah…
          Cukup ketuklah pintunya dengan doamu yang tulus…
          Hiaslah do’amu dengan berhusnudzon kepada Allah Yang Maha Suci
          Lalu yakinlah dengan pertolongan yang dekat dariNya…

(sumber : http://www.muslm.org/vb/archive/index.php/t-416953.html , Diterjemahkan oleh Firanda Andirja)

Kota Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, 19-11-1434 H / 25 September 2013 M
www.firanda.com

Read more https://firanda.com/898-kisah-istri-sholehah-berhak-untuk-dibaca.html

Barakallahu Fiikum... 
Share:

KISAH LAKI LAKI TIDAK PERNAH SHOLAT NAMUN HUSNUL KHOTIMAH

Santai Sejenak, Menyaksikan Pemandangan Lain Berpaling dari Kesumukan Kota  Kita Sehari-hari | Konfrontasi
Seorang lelaki di Saudi memiliki tetangga yang tak pernah sholat dan berpuasa. Suatu hari, dia bermimpi kedatangan lelaki. Dalam mimpinya itu, lelaki tadi memintanya agar mengajak tetangganya yang tak pernah shalat untuk umrah.


Ia dikejutkan oleh mimpinya namun ia tak hiraukan. Anehnya mimpi yang sama terulang. Akhirnya ia mendatangi seorang syaikh untuk bertanya tentang mimpi tsb. Syaikh berujar bhw jika mimpi terulang lagi, ia mesti merealisasikan mimpinya itu.

Dan benar saja, ia bermimpi lagi. Lantas ia mengunjungi tetangganya untuk menawarkannya umrah bersama.

“Ayo umrah bersama kami.”

“Bagaimana aku akan umrah sementara aku tak pernah sholat.”

“Tenang saja. Aku akan mengajarkanmu sholat.”

Ia pun mengajarkannya kemudian lelaki itu mengerjakan sholat.

“Baik, aku sudah siap. Mari berangkat. Tapi, bagaimana aku umrah sementara aku tak tahu caranya.”

“Nanti di mobil kuajari.”

Keduanya dgn senang hati berangkat untuk umrah dengan menggunakan mobil. Setelah tiba, mereka melakukan tuntunan yang disyariatkan.

Selesailah prosesi. Keduanya akan kembali pulang.

“Sebelum balik, adakah engkau ingin melakukan sebuah amal yang engkau anggap penting?” Tanyanya kepada tetangganya.

“Iya. Aku ingin shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim.”

Sang tetangga pun sholat dan terjadilah hal yang menakjubkan. Ia meninggal dalam keadaan bersujud.

Lelaki yang membawanya kaget dan tersentak. Bagaimana mungkin lelaki yang hadir dalam mimpinya dan diajak umrah meninggal seolah-olah dia adalah wasilah kematiannya.

Akhirnya, jenazah dibawa pulang ke rumah istrinya. Ia bertanya dalam hati, bagaimana mungkin lelaki yang tak pernah shalat dan puasa meninggal saat umrah dalam keadaan sujud husnul khatimah? Ia berpikir pastilah ada amal spesial dan rahasia yang dilakukannya.

Kepada istri lelaki tadi, ia bertanya ttg ini. Istri tsb menjawab:

“Kami memiliki tetangga seorang wanita tua renta. Suamiku begitu menyayanginya. Suamiku selalu membuat sendiri sarapan, makan siang dan makan malam lalu mengantarkannya kpd wanita tua itu. Wanita itu kerapkali mendoakan husnul khatimah untuk suamiku.”

_____
Kisah di atas kami terjemahkan dari akun seorang ikhwah (Mesir).

Kami teringat nasehat syaikh Rajihi di kelas:

“Usahakan ya ikhwan,” kata syaikh, “kalian mesti memiliki amal rahasia yang hanya Alloh dan engkau saja yang tahu. Ini akan membantu kalian mengarungi dunia dan negeri akherat.”

Pemuda dalam kisah di atas memiliki amal rahasia yaitu memberi makan wanita tua yang merupakan tetangganya. Ia pun berteman dgn orang shalih yang merupakan wasilah menuju husnul khatimahnya.

“Sungguh,” tutur syaikh Sami di hadapan kami, “banyaklah berteman dengan orang-orang sholeh, penghafal alquran, dan lainnya.”

____
Alih bahasa: Yani Fahriansyah (2014) 
Share:

💠 HADITS PALSU TENTANG SEORANG YAHUDI BUTA YANG DISUAPI RASULULLAH DI SUDUT PASAR MADINAH 💠

Rub al Khali, Gurun Pasir Terluas di Dunia - Bobo✔ Banyak beredar postingan Video di sosmed tentang kisah seorang Yahudi miskin lagi buta yang suka mencaci maki dan menghujat
Rasulullah ﷺ, namun beliau tiap pagi dengan penuh kesabaran dan kesantunan menyuapinya.

✏ Adapun kisah lengkapnya sebagai berikut :

“Di pasar madinah ada seorang Yahudi miskin lagi buta, dia selalu memeringatkan kepada siapapun yang melewatinya akan keburukan
Rasulullah ﷺ. Dia berkata, Muhammad adalah pendusta, dan tukang sihir, sambil mencaci maki dan menghujatnya. Meskipun begitu Rasulullah
menemuinya tiap pagi untuk menyuapinya tanpa mengajak bicara dan memberitahu siapakah sebetulnya dia. Beliau terus-menerus
menyuapinya hingga wafat, akhirnya makanan terputus darinya.

Pada suatu hari, Abu Bakar menanyakan ‏kepada Aisyah, apakah masih ada sunnah-sunnah Rasul yang belum dia kerjakan. Maka beliau
menjawab, Sesungguhnya semua Sunnah Rasul telah Engkau kerjakan kecuali satu. Dan beliau mengabarkan bahwa Rasulullah ﷺ setiap pagi
menyuapi Yahudi buta. Maka Abu Bakar pergi dengan membawa makanan untuk menyuapinya, namun si Yahudi tahu bahwa orang yang
menyuapinya sekarang berbeda dengan orang sebelumnya. Akhirnya si Yahudi bertanya tentang dia dan dikabarkan bahwa orang yang
menyuapinya selama ini adalah Rasulullah. Maka si Yahudi menangis dan menyesal selama ini berlaku buruk kepada Rasulullah, padahal
selama ini beliau yang menyuapinya. Abu Bakar pun menangis kemudian Yahudi pun masuk Islam.”

📝 Jawab :

✔ Sesungguhnya kisah diatas dusta dan sanadnya batil sehingga haram bagi seorang Muslim mempercayainya dan menyebarkannya dengan
beberapa alasan sebagai berikut :

1⃣ Pertama, kalau kisah tersebut diatas terjadi di Mekah masih memungkinkan untuk ditolelir karena kaum Muslimin dalam kondisi lemah.
Sedangkan di Madinah, kaum Muslimin dalam posisi kuat, maka kaum Muslimin membiarkan penghinaan seperti itu jelas tidak mungkin,
apalagi Yahudi ketika itu dalam kondisi lemah dan hina dina.

2⃣ Kedua, bagaimana ada seorang Yahudi dibiarkan menghujat Rasulullah ﷺ, sementara ada Yahudi yang melecehkan wanita muslimah saja di
sebuah pasar Madinah, dengan segera Rasulullah ﷺ mengirim pasukan dan menghukum Yahudi yang melakukan pelecehan kepada wanita
tersebut. Maka suatu perkara yang janggal, justru Abu Bakar malah datang kepada Yahudi yang mencaci maki Rasulullah ﷺ untuk
menyantuninya.

✔ Kalau shahabat marah hanya karena suatu kata-kata yang tidak senonoh yang ditujukan kepada Nabi ﷺ bagaimana mungkin membiarkan
Yahudi mencaci maki dan menghujat Nabi?

📚 Dalam shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah berkata,

“Ketika ada seorang Yahudi yang menawarkan barang dagangan lalu ditawar dengan harga yang dia tidak disukainya maka dia berkata,
Tidak, demi dzat yang telah memilih Nabi Musa diatas seluruh manusia! Maka ketika ada seorang Anshar yang mendengarnya maka langsung
menampar wajah Yahudi tersebut. Dan orang Anshar itu berkata kepadanya, Lancang sekali kamu berkata, demi dzat yang telah memilih
Musa diatas seluruh manusia, sedangkan Rasulullah masih hidup di tengah kita.”

3⃣ Ketiga, seandainya peristiwa itu betul-betul terjadi berarti Yahudi tersebut termasuk kafir dzimmi yang melanggar perjanjian, sementara
siapapun dari orang-orang kafir dzimmi atau muahad yang mencaci maki Rasulullah ﷺ berarti dia telah melanggar perjanjian maka boleh
dibunuh. Bahkan penghujat Nabi meskipun Muslim wajib dibunuh berdasarkan ijma seperti penuturan Ibnu Mundzir, alQadhi Iyadh, alQurthuby,
Ibnu Taimiyah dan Ibnu Hajar, BAGAIMANA KALAU YANG MENGHUJAT YAHUDI!!!

4⃣ Keempat, sebetulnya menjelang wafatnya Rasulullah ﷺ sudah tidak ada lagi seorang pun dari Yahudi yang tinggal di Madinah, bahkan di
antara mereka ada yang dibunuh seperti Bani Quraidhah dan yang lainnya dibunuh karena melanggar perjanjian dan khianat. Dan tidak ada
yang dibiarkan hidup kecuali kaum wanita dan anak-anak.

✔ Bahkan di antara mereka diusir dan dideportasi dari Madinah seperti Bani Qainuqa' dan Bani Nadzir yang telah berencana membunuh Nabi
ﷺ. Bahkan mereka diusir hingga perbatasan Syam.

✔ Semua Yahudi terusir dan dibunuh hingga tidak tersisa seorang Yahudi pun di Madinah sebelum wafatnya Rasulullah.

👤 Imam Ibnu Qayyim berkata,

“Kaum Yahudi diadili (pada zaman Rasul) dalam beberapa kasus; ketika Rasulullah ﷺ datang di Madinah mereka diajak berdamai oleh
Rasulullah, kemudian Bani Qainuqa' memeranginya namun beliau sanggup mematahkan serangan mereka. Ternyata Bani Quraidhah juga
melakukan hal sama, namun beliau sanggup mengalahkan akhirnya mereka dibunuh. Dan kemudian penduduk Khaibar juga memeranginya
namun beliau sanggup mematahkan mereka tetapi beliau membiarkan tinggal di Khaibar kecuali yang telah dibunuh oleh Rasulullah.

Setelah Saad bin Muadz memberi putusan hukum pada Bani Quraidhah, para pasukan perang dipenggal lehernya, sementara anak-anak dan
kaum wanita mereka ditawan serta harta mereka dijadikan rampasan perang. Maka Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwa putusan hukum tersebut
sesuai dengan putusan Allah dari atas langit yang tujuh. Maka bisa disimpulkan bahwa siapa pun yang melanggar perjanjian maka akan
berdampak pada dibolehkan menawan kaum wanita dan anak-anak mereka. Dan bila mereka melanggarnya dalam posisi perang maka akan
juga berdampak pada pasukan perang. Dan demikian itu hukum Allah Ta’ala yang berlaku pada mereka.”

👉 Masih banyak cerita dusta seperti ini yang beredar di tengah masyarakat yang dipasarkan para juru dakwah kompromistis dan toleran
kepada kaum kuffar namun sebetulnya bunuh diri di hadapan ahli kitab.

🔽➖➖➖🔽➖➖➖🔽

🖊 Penulis : Ustadz Zainal Abidin Syamsuddin ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
🌐 Sumber Tambahan : https://www.nahimunkar.org/hadits-palsu-kisah-pengemis-yahudi-buta-hoax/
🔗 Fatwa Ulama Malaysia : Kedudukan Hadith: “Rasululah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dan Pengemis Yahudi Buta” http://www.*e-
fatwa.*gov*.my/blog/kedudukan-hadith-rasululah-saw-dan-pengemis-yahudi-buta (hilangkan *)
🔗 Ustadz Fariq Gasim Anuz, penulis buku “Abu Bakar Ash-Shiddiq–Kepemimpinan dan Kelembutan Akhlak Pembela Nabi”. Beliau mempunyai
pendapat yang bahwa hadits tersebut tidak ada asalnya. (disampaikan saat bedah buku Abu Bakar Ash-Shiddiq di Cilegon Banten). Profil :​
http://www.fariqanuz.com/profil/
Share:

Kisah Wanita Salihah yang Mengagumkan

10 Padang Gurun Paling Populer di Dunia, Indah dan Eksotis Banget!Syaikh Walid Abdussalam Bali hafizhahullah pernah mengisahkan tentang seorang wanita yang menjaga diri dan mengenakan cadar yang tidak mau pergi ke dokter laki-laki selama ada dokter wanita. Syaikh mengatakan, bahkan bahwa wanita ini sedang hamil. Ketika tiba waktunya melahirkan mereka membawanya ke rumah sakit khusus wanita dan persalinan yang semua  wanita. Ia pun masuk, dan para perawat memasukkannya ke dalam ruang khusus untuknya. Lalu, ia menunggu kedatangan dokter wanita.
.
Setelah beberapa saat menunggu, tiba-tiba pintu ruang dibuka oleh seorang dokter laki-laki yang hendak menanganinya. Ketika melihat dokter laki-laki, ia berteriak dan secepatnya ia menutupkan kerudungnya pada wajahnya seraya berkata, “Keluarkan dia, keluarkan dia!” Dokter laki-laki ini marah besar. Dokter ini tidak mengetahui etika Islam dalam hal ini dan tidak mempunyai komitmen yang kuat terhadap syariat Islam. Keadaan ini semakin genting lantaran posisi janin yang di dalam perutnya berbalik (sungsang). Dokter laki-laki ini berkata kepada perawat, “Tinggalkan dia di dalam ruang itu dan tutup pintunya! Biarkan saja dia, hingga mati seperti ini!”
.
Ternyata, mereka benar-benar membiarkan dan menutupnya di dalam ruangan. Akan tetapi, mereka tidak meninggalkan sendirian, karena mereka menitipkan kepada Rabbnya. Ia takut kepada-Nya bila wajahnya terlihat oleh laki-laki yang bukan mahramnya sehingga menyalahi perintah Rabbnya Yang Maha Kuasa. Ia pun memohon kepada-Nya dengan penuh ketundukan dan tidak henti-hentinya memanjatkan doa.
.
Saat ia dalam dalam keadaan seperti ini, ada dorongan pada dirinya hingga membuat posisi janin dalam perutnya menjadi normal. Kemudian dia menahan sebentar untuk istirahat. Setelah itu, datanglah kepadanya dorongan berikutnya hingga janin keluar ke alam kita dengan perintah penciptanya sebagai balasan atas sikapnya yang takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan kesadarannya bahwa Dia senantiasa mengawasinya.
.
Ketika mendengar tangisan bayi yang baru dilahirkan, para perawat wanita yang saat itu berada di luar ruangan langsung bergegas masuk dengan tercengang. Mereka segera membersihkan dan mengurus bayi itu sebagaimana layaknya. Setelah mereka menanyakan apa yang terjadi padanya, wanita itupun memberitahukan apa yang baru saja dialaminya kepada mereka. (Dikutip dari buku 300 Dosa Yang Diremehkan Wanita (terjemah), Syaikh Nada Abu Ahmad, hlm. 137-138).
.
💎 Masya Allah, kisah luar biasa yang menakjubkan iman dengan keyakinan yang kuat akan pertolongan Allah ketika ia melaksanakan hukum-Nya sehingga berbuah dengan dimudahkannya menghadapi detik-detik kritis melahirkan anaknya. Keteguhan menjaga perintah-Nya menjadikannya sabar dan ridha dengan takdir-Nya. Sungguh kisah yang di zaman sekarang cukup langka karena para wanita meremehkan perkara ini. Apalagi saat ini, insya Allah keberadaan dokter-dokter wanita sudah tersedia sehingga para muslimah lebih selamat dan bisa tenang, serta terjaga auratnya. Dengan demikian, tanpa kebutuhan mendesak yang menyangkut keselamatan nyawa selayaknya lebih memprioritaskan berobat pada sesama dokter wanita.
.
Kebanyakan pelanggaran-pelanggaran syar’i yang terjadi di kamar bersalin karena lemahnya iman. Contohnya, meminta dokter laki-laki menggantikan dokter wanita. Padahal, ada dokter wanita dan tidak mendesak mendatangkan dokter laki-laki dalam keadaan takut dan khawatir. Jangan lupa bahwa Allah bersamamu.
.
“Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah bersama orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 194)
(Dikutip dari buku Wirid-Wirid Menjelang Persalinan, terjemah karya Ummu Abdillah Nurah binti Abdurrahman hlm. 84)
.
•┈┈┈◎❅❀❦🌸❦❀❅◎┈┈┈•
.
☆Pegang erat sunnah dan gigitlah dengan geraham - Berani syar'i tanpa selfie☆
.
🔊 Disebarkan oleh :
.
📸 instagram : @muslimah.salafy
💻 facebook.com/muslimah.salafyy
📢 Telegram : t.me/muslimahsalafyy
📲 Group WA : muslimah.salafy
🌏 Sumber : muslimah.or.id
Share:

KHADIJAH ISTRI TERKASIH RASUL

5 Oase Mata Air Gurun Pasir Paling Indah di Dunia - Doripos
🌹Khadijah Memang Wanita Istimewa🌹


DUA PERTIGA (2/3) wilayah Makkah adalah milik Siti Khadijah binti khuwailid, istri pertama Rasulullah SAW. Ia wanita bangsawan yang menyandang kemuliaan dan kelimpahan harta kekayaan. Namun ketika wafat, tak selembar kafan pun dia miliki. Bahkan baju yang dikenakannya di saat menjelang ajal adalah pakaian kumuh dengan 83 tambalan.

“Fatimah putriku, aku yakin ajalku segera tiba,” bisik Khadijah kepada Fatimah sesaat menjelang ajal. “Yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa digunakan menerima wahyu untuk dijadikan kain kafanku. Aku malu dan takut memintanya sendiri”.

Mendengar itu Rasulullah berkata, “Wahai Khadijah, Allah menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di surga”.

Siti Khadijah, Ummul Mu’minin (ibu kaum mukmin), pun kemudian menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan Rasulullah. Didekapnya sang istri itu dengan perasaan pilu yang teramat sangat. Tumpahlah air mata mulia Rasulullah dan semua orang yang ada di situ.

Dalam suasana seperti itu, Malaikat Jibril turun dari langit dengan mengucap salam dan membawa lima kain kafan.

Rasulullah menjawab salam Jibril, kemudian bertanya, “Untuk siapa sajakah kain kafan itu, ya Jibril?”

“Kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau ya Rasulullah, untuk Fatimah, Ali dan Hasan,” jawab Jibril yang tiba-tiba berhenti berkata, kemudian menangis.

Rasulullah bertanya, “Kenapa, ya Jibril?”

“Cucumu yang satu, Husain, tidak memiliki kafan. Dia akan dibantai, tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan,” jawab Jibril.

Rasulullah berkata di dekat jasad Khadijah, “Wahai Khadijah istriku sayang, demi Allah, aku tak kan pernah mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. Allah Mahamengetahui semua amalanmu. Semua hartamu kau hibahkan untuk Islam. Kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu. Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban!?”

Tersedu Rasulullah mengenang istrinya semasa hidup.

Khadijah

Dikisahkan, suatu hari, ketika Rasulullah pulang dari berdakwah, beliau masuk ke dalam rumah. Khadijah menyambut, dan hendak berdiri di depan pintu, kemudian Rasulullah bersabda, “Wahai Khadijah, tetaplah kamu di tempatmu”.

Ketika itu Khadijah sedang menyusui Fatimah yang masih bayi. Saat itu seluruh kekayaan mereka telah habis. Seringkali makanan pun tak punya, sehingga ketika Fatimah menyusu, bukan air susu yang keluar akan tetapi darah. Darahlah yang masuk dalam mulut Fatimah r.a.

Kemudian Rasulullah mengambil Fatimah dari gendongan istrinya, dan diletakkan di tempat tidur. Rasulullah yang lelah sepulang berdakwah dan menghadapi segala caci-maki serta fitnah manusia itu, lalu berbaring di pangkuan Khadijah hingga tertidur.

Ketika itulah Khadijah membelai kepala Rasulullah dengan penuh kelembutan dan rasa sayang. Tak terasa air mata Khadijah menetes di pipi Rasulullah hingga membuat beliau terjaga.

“Wahai Khadijah, mengapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal bersuamikan aku?” tanya Rasulullah dengan lembut.

Dahulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan. Namun hari ini engkau telah dihina orang. Semua orang telah menjauhi dirimu. Seluruh kekayaanmu habis. Adakah engkau menyesal, wahai Khadijah, bersuamikan aku, ?" lanjut Rasulullah tak kuasa melihat istrinya menangis.

“Wahai suamiku, wahai Nabi Allah. Bukan itu yang kutangiskan," jawab Khadijah.
"Dahulu aku memiliki kemuliaan, Kemuliaan itu telah aku serahkan untuk Allah dan RasulNya. Dahulu aku adalah bangsawan, Kebangsawanan itu juga aku serahkan untuk Allah dan RasulNya. Dahulu aku memiliki harta kekayaan, Seluruh kekayaan itupun telah aku serahkan untuk Allah dan RasulNya”.

"Wahai Rasulullah, sekarang aku tak punya apa-apa lagi. Tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini. Wahai Rasulullah, sekiranya nanti aku mati sedangkan perjuanganmu belum selesai, sekiranya engkau hendak menyeberangi sebuah lautan, sekiranya engkau hendak menyeberangi sungai namun engkau tidak memperoleh rakit atau pun jembatan, maka galilah lubang kuburku, ambillah tulang-belulangku, jadikanlah sebagai jembatan bagimu untuk menyeberangi sungai itu supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia dan melanjutkan dakwahmu”.

"Ingatkan mereka tentang kebesaran Allah, Ingatkan mereka kepada yang hak, Ajak mereka kepada Islam, wahai Rasulullah”.

Rasulullah pun tampak sedih. “Oh Khadijahku sayang, kau meninggalkanku sendirian dalam perjuanganku. Siapa lagi yang akan membantuku?”
“Aku, ya Rasulullah!” sahut Ali bin Abi Thalib. jawab, menantu Rasullulah...

Di samping jasad Siti Khadijah, Rasulullah kemudian berdoa kepada Allah.

“Ya Allah, ya ILahi Rabbiy, limpahkanlah rahmat-Mu kepada Khadijahku, yang selalu membantuku dalam menegakkan Islam, Mempercayaiku pada saat orang lain menentangku, Menyenangkanku pada saat orang lain menyusahkanku, Menenteramkanku pada saat orang lain membuatku gelisah”.

Semoga bermanfaat 🙏
Share:

KISAH SEPOTONG ROTI

Aneh Tapi Nyata, Gurun Pasir Bertemu Lautan di Afrika
Dahulu..

.
Ada seorang lelaki yang beribadah selama 60 tahun lamanya.,lalu ia terfitnah oleh seorang wanita dan berzina dengannya selama enam hari, lalu ia sadar dan bertaubat kemudia ia pun pergi meninggalkan tempat ibadahnya lalu ia singgah di sebuah masjid dan tinggal di sana selama tiga hari tak ada makanan.
.
.
Suatu ketika, ada orang yang memberinya roti, ketika ia hendak memakannya.. ia melihat dua orang yang amat membutuhkan kemudian
ia pun memotong roti dan memberikannya kepada keduanya sementara ia tak makan.
.
.
Maka Allah memerintahkan malaikat untuk menimbang antara amalannya selama 60 tahun dan zinanya selama 6 hari. ternyata lebih berat zina selama 6 hari.
.
.
Lalu Allah memerintahkan menimbang zinanya 6 hari dengan dua potong roti
ternyata lebih berat dua potong roti.
.
.
Kisah ini di riwayatkan oleh Nadlr bin Syumail dari perkataan ibnu Mas’ud.
dan ibnu Abu Nuaim meriwayatkan juga kisah yang sama dari Abu Musa Al Asy’ari dengan sanad yang shahih.
.
.
Lihatlah..
.
ibadah 60 puluh tahun dikalahkan oleh zina 6 hari tidakkah menjadi takut hati kita untuk berbuat maksiat.
.
.
Lihat juga ternyata berinfak di saat kita butuh melebihi ibadah selama 60 tahun.
.
.
Namun..
itu tak mudah karena jiwa amat mencintai harta kecuali orang yang Allah berikan kekuatan padanya..
.
.
🌐 Sumber : SalamDakwahCom
.
.
☕ Silahkan disebarkan, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕
.
.
Barakallah fikum

✒ Ditulis oleh :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. حفظه الله تعالى

copas dari: @polri_lovesunnah07

WALLOHU A'LAM 
Share:

KIsah Dulu dapat 1 hadist rela berjalan 1 bulan

Hasil gambar untuk gambar gurun pasir yang indah
✅Dari Abdullah bin Muhammad bin ‘Aqil, dia mendengar Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu berkata,
“Telah sampai kepadaku sebuah hadits dari seseorang yang langsung mendengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (sedangkan aku tidak mendengar dari Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam,).”

✅Jabir berkata, “Aku pun bersegera membeli seekor unta. Aku persiapkan bekal perjalananku dan aku tempuh perjalanan satu bulan untuk menemuinya, hingga sampailah aku ke Syam. Ternyata orang tersebut adalah Abdullah bin Unais.”

✅Aku berkata kepada penjaga pintu rumahnya, “Sampaikan kepada tuanmu bahwa Jabir sedang menunggu di pintu.”

✅Penjaga itu masuk dan menyampaikan pesan itu kepada Abdullah bin Unais. Abdullah bertanya, “Jabir bin Abdillah?”

Aku menjawab, “Ya, benar!”

✅(Begitu tahu kedatanganku), Abdullah bin Unais bergegas keluar, lalu dia merangkulku dan aku pun merangkulnya.”

✅Aku berkata kepadanya, “Telah sampai kepadaku sebuah hadits, dikabarkan bahwa engkau mendengarnya langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang qishash (pembalasan atas kezaliman di hari kiamat, –pen.). Saya khawatir engkau meninggal terlebih dahulu atau aku yang lebih dahulu meninggal sementara aku belum sempat mendengarnya.”

✅Abdullah bin Unais berkata, “Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Seluruh manusia atau hamba nanti akan dikumpulkan di hari kiamat dalam keadaan telanjang, tidak berkhitan, dan buhma.’

Kami bertanya, ‘Apa itu buhma?’

Beliau menjawab, ‘Tidak membawa apa pun.

✅Kemudian Allah ‘azza wa jalla menyeru mereka dengan suara yang semua mendengar, ‘Aku adalah al-Malik (Maharaja)! Aku adalah ad-Dayyan (Yang Maha Membalas amalan hamba)! Tidaklah pantas bagi siapa pun dari kalangan penghuni neraka untuk masuk ke dalam neraka sementara masih ada hak penghuni surga pada dirinya hingga Aku mengqishashnya (yakni diselesaikan hak penghuni surga itu darinya). Tidak pantas pula bagi siapa pun dari kalangan penghuni surga untuk masuk ke dalam surga sementara masih ada hak penghuni neraka pada dirinya hingga Ku-selesaikan hak penghuni neraka itu darinya, meskipun hanya sebuah tamparan.”

✅Kami bertanya, “Bagaimana caranya menunaikan hak mereka sedangkan kita menemui Allah k dalam keadaan tidak berpakaian, tidak berkhitan, dan tidak memiliki apa pun?”

✅Nabi menjawab, “Diselesaikan dengan kebaikan dan kejelekan yang kita miliki.”
Kisah perjalanan Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu dari Madinah menuju Abdullah bin Unais radhiallahu ‘anhu di negeri Syam, diriwayatkan oleh al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah dalam al-Musnad (3/495), al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (No. 970), al-Hakim dalam al-Mustadrak (4/574), demikian pula al-Baihaqi dalam al-Asma hlm. (78—79.)
Al-Hakim berkata tentang hadits ini, “Shahihul isnad (sanadnya sahih),” dan disepakati oleh Adz-Dzahabi.

✅Ibnu Hajar rahimahullah kemudian menyebutkan jalan-jalan hadits ini, “Hadits ini memiliki jalan lain yang dikeluarkan oleh ath-Thabarani dalam Musnad Syamiyyin, dan (diriwayatkan pula oleh) Tamam dalam Fawaid-nya melalui jalan al-Hajjaj bin Dinar, dari Muhammad bin al-Munkadir, dari Jabir…, sanadnya shalih.


✅Perjalanan panjang yang sangat menakjubkan! Satu bulan perjalanan ditempuh hanya untuk  hadits
Beruntunglah anda yang dikaruniai Nikmat bisa mempelajari hadist hanya sekali klik.

Allahu a'lam
Sumber Humaira M 

Share:

RADIO DAKWAH

Recent Posts

Pages