✔ Banyak beredar postingan Video di sosmed tentang kisah seorang Yahudi miskin lagi buta yang suka mencaci maki dan menghujat
Rasulullah ﷺ, namun beliau tiap pagi dengan penuh kesabaran dan kesantunan menyuapinya.
✏ Adapun kisah lengkapnya sebagai berikut :
“Di pasar madinah ada seorang Yahudi miskin lagi buta, dia selalu memeringatkan kepada siapapun yang melewatinya akan keburukan
Rasulullah ﷺ. Dia berkata, Muhammad adalah pendusta, dan tukang sihir, sambil mencaci maki dan menghujatnya. Meskipun begitu Rasulullah
menemuinya tiap pagi untuk menyuapinya tanpa mengajak bicara dan memberitahu siapakah sebetulnya dia. Beliau terus-menerus
menyuapinya hingga wafat, akhirnya makanan terputus darinya.
Pada suatu hari, Abu Bakar menanyakan kepada Aisyah, apakah masih ada sunnah-sunnah Rasul yang belum dia kerjakan. Maka beliau
menjawab, Sesungguhnya semua Sunnah Rasul telah Engkau kerjakan kecuali satu. Dan beliau mengabarkan bahwa Rasulullah ﷺ setiap pagi
menyuapi Yahudi buta. Maka Abu Bakar pergi dengan membawa makanan untuk menyuapinya, namun si Yahudi tahu bahwa orang yang
menyuapinya sekarang berbeda dengan orang sebelumnya. Akhirnya si Yahudi bertanya tentang dia dan dikabarkan bahwa orang yang
menyuapinya selama ini adalah Rasulullah. Maka si Yahudi menangis dan menyesal selama ini berlaku buruk kepada Rasulullah, padahal
selama ini beliau yang menyuapinya. Abu Bakar pun menangis kemudian Yahudi pun masuk Islam.”
📝 Jawab :
✔ Sesungguhnya kisah diatas dusta dan sanadnya batil sehingga haram bagi seorang Muslim mempercayainya dan menyebarkannya dengan
beberapa alasan sebagai berikut :
1⃣ Pertama, kalau kisah tersebut diatas terjadi di Mekah masih memungkinkan untuk ditolelir karena kaum Muslimin dalam kondisi lemah.
Sedangkan di Madinah, kaum Muslimin dalam posisi kuat, maka kaum Muslimin membiarkan penghinaan seperti itu jelas tidak mungkin,
apalagi Yahudi ketika itu dalam kondisi lemah dan hina dina.
2⃣ Kedua, bagaimana ada seorang Yahudi dibiarkan menghujat Rasulullah ﷺ, sementara ada Yahudi yang melecehkan wanita muslimah saja di
sebuah pasar Madinah, dengan segera Rasulullah ﷺ mengirim pasukan dan menghukum Yahudi yang melakukan pelecehan kepada wanita
tersebut. Maka suatu perkara yang janggal, justru Abu Bakar malah datang kepada Yahudi yang mencaci maki Rasulullah ﷺ untuk
menyantuninya.
✔ Kalau shahabat marah hanya karena suatu kata-kata yang tidak senonoh yang ditujukan kepada Nabi ﷺ bagaimana mungkin membiarkan
Yahudi mencaci maki dan menghujat Nabi?
📚 Dalam shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah berkata,
“Ketika ada seorang Yahudi yang menawarkan barang dagangan lalu ditawar dengan harga yang dia tidak disukainya maka dia berkata,
Tidak, demi dzat yang telah memilih Nabi Musa diatas seluruh manusia! Maka ketika ada seorang Anshar yang mendengarnya maka langsung
menampar wajah Yahudi tersebut. Dan orang Anshar itu berkata kepadanya, Lancang sekali kamu berkata, demi dzat yang telah memilih
Musa diatas seluruh manusia, sedangkan Rasulullah masih hidup di tengah kita.”
3⃣ Ketiga, seandainya peristiwa itu betul-betul terjadi berarti Yahudi tersebut termasuk kafir dzimmi yang melanggar perjanjian, sementara
siapapun dari orang-orang kafir dzimmi atau muahad yang mencaci maki Rasulullah ﷺ berarti dia telah melanggar perjanjian maka boleh
dibunuh. Bahkan penghujat Nabi meskipun Muslim wajib dibunuh berdasarkan ijma seperti penuturan Ibnu Mundzir, alQadhi Iyadh, alQurthuby,
Ibnu Taimiyah dan Ibnu Hajar, BAGAIMANA KALAU YANG MENGHUJAT YAHUDI!!!
4⃣ Keempat, sebetulnya menjelang wafatnya Rasulullah ﷺ sudah tidak ada lagi seorang pun dari Yahudi yang tinggal di Madinah, bahkan di
antara mereka ada yang dibunuh seperti Bani Quraidhah dan yang lainnya dibunuh karena melanggar perjanjian dan khianat. Dan tidak ada
yang dibiarkan hidup kecuali kaum wanita dan anak-anak.
✔ Bahkan di antara mereka diusir dan dideportasi dari Madinah seperti Bani Qainuqa' dan Bani Nadzir yang telah berencana membunuh Nabi
ﷺ. Bahkan mereka diusir hingga perbatasan Syam.
✔ Semua Yahudi terusir dan dibunuh hingga tidak tersisa seorang Yahudi pun di Madinah sebelum wafatnya Rasulullah.
👤 Imam Ibnu Qayyim berkata,
“Kaum Yahudi diadili (pada zaman Rasul) dalam beberapa kasus; ketika Rasulullah ﷺ datang di Madinah mereka diajak berdamai oleh
Rasulullah, kemudian Bani Qainuqa' memeranginya namun beliau sanggup mematahkan serangan mereka. Ternyata Bani Quraidhah juga
melakukan hal sama, namun beliau sanggup mengalahkan akhirnya mereka dibunuh. Dan kemudian penduduk Khaibar juga memeranginya
namun beliau sanggup mematahkan mereka tetapi beliau membiarkan tinggal di Khaibar kecuali yang telah dibunuh oleh Rasulullah.
Setelah Saad bin Muadz memberi putusan hukum pada Bani Quraidhah, para pasukan perang dipenggal lehernya, sementara anak-anak dan
kaum wanita mereka ditawan serta harta mereka dijadikan rampasan perang. Maka Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwa putusan hukum tersebut
sesuai dengan putusan Allah dari atas langit yang tujuh. Maka bisa disimpulkan bahwa siapa pun yang melanggar perjanjian maka akan
berdampak pada dibolehkan menawan kaum wanita dan anak-anak mereka. Dan bila mereka melanggarnya dalam posisi perang maka akan
juga berdampak pada pasukan perang. Dan demikian itu hukum Allah Ta’ala yang berlaku pada mereka.”
👉 Masih banyak cerita dusta seperti ini yang beredar di tengah masyarakat yang dipasarkan para juru dakwah kompromistis dan toleran
kepada kaum kuffar namun sebetulnya bunuh diri di hadapan ahli kitab.
🔽➖➖➖🔽➖➖➖🔽
🖊 Penulis : Ustadz Zainal Abidin Syamsuddin ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
🌐 Sumber Tambahan : https://www.nahimunkar.org/hadits-palsu-kisah-pengemis-yahudi-buta-hoax/
🔗 Fatwa Ulama Malaysia : Kedudukan Hadith: “Rasululah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dan Pengemis Yahudi Buta” http://www.*e-
fatwa.*gov*.my/blog/kedudukan-hadith-rasululah-saw-dan-pengemis-yahudi-buta (hilangkan *)
🔗 Ustadz Fariq Gasim Anuz, penulis buku “Abu Bakar Ash-Shiddiq–Kepemimpinan dan Kelembutan Akhlak Pembela Nabi”. Beliau mempunyai
pendapat yang bahwa hadits tersebut tidak ada asalnya. (disampaikan saat bedah buku Abu Bakar Ash-Shiddiq di Cilegon Banten). Profil :
http://www.fariqanuz.com/profil/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar