Tahun 638 Masehi pasukan Muslim dibawah pimpinan 3 orang panglima mengepung Jerusalem selama 3 bulan. Uskup kota Jerusalem akhir nya mengutus kurir menemui panglima muslim dan menyatakan bhw mereka akan membuka gerbang kota dan menyerahkan Jerusalem ke tangan muslim dengan syarat, bahwa kunci kota Jerusalem hanya akan diserahkan kepada pimpinan muslim yg tertinggi (khalifah).
Dibawah ini adl kisah Umar bin Khattab (yang saat itu adalah khalifah umat muslim) menerima kunci kota Jerusalem.
----------------
Musim dingin di tahun 638 Masehi masih membekukan udara, namun warga kota Jerusalem sejak pagi hingga siang tak mempedulikan rasa dingin. Hampir seluruh warga Jerusalem telah mengerti bahwa mereka akan baik baik saja. Penakluk yang baru ini justru memberi mereka harapan yang sebelum nya tak pernah terpikirkan ketika berada dibawah kekuasaan Romawi.
Hati mereka gembira, dan membayangkan iring iringan "Kaisar Arab" akan memasuki kota dengan gagahnya.. Kuda kuda terbaik yang ditunggangi tentara berbaju besi. Gambaran dramatis setiap penaklukan telah lebih dulu terbayang dikepala orang orang.
Lalu..... inilah yg terjadi kemudian.
Apa yg kemudian nampak sama sekali tak pernah terbayang dalam mimpi yg paling miskin sekalipun. Dari pintu gerbang kota yg tinggi menjulang, muncul sang Khalifah yg menjadi syarat utama jika Jerusalem hendak menyerah (Uskup pernah menyampaikan syarat kepada pasukan Muslim yang berada di luar Dinding kota Jerusalem, bahwa Jerusalem baru akan membuka pintu apabila yang menerima penyerahan adalah Khalifah Umar).
Seekor keledai melenggang perlahan menuju bukit Golgota dengan seorang tua yang berjalan di depannya sambil menebar senyum ke orang orang yg berjejalan. Orang tua itu berbaju sederhana penuh tambalan dan berserban berwarna suram. Masyarakat yang melihat pemandangan ini langsung bertanya dalam hati "Inikah Lelaki yang paling berkuasa di Timur dan Barat? Penakluk Persia dan Romawi?"
Di bukit GOLGOTA Uskup Sophoronus terdiam tubuh nya. Pelupuk matanya berlinang air mata, kemudian dia berkata kepada orang disekitarnya "Sungguh ini adalah kesahajaan dan kegetiran yg telah di khabarkan oleh Nabi Daniel ketika dia datang ke tempat ini ".
Sang Khalifah segera sampai di depan Gereja Makam Kristus. Sang Uskup menghampirinya. "Salam untukmu, wahai Khalifah".. Umar pun balas menjawab "Begitu juga bagimu, Wahai Uskup".
Dari tempat nya berdiri Umar menatap ke arah penduduk Palestina yg berkumpul dikejauhan yg senyap suaranya. Barulah ketika Umar melambaikan tangan sebagai ungkapan salam, orang orang yang semula tak berani bersuara, bersorak gembira… Telah lepas seluruh beban di dada, …. Keterkekangan sepanjang usia mereka,…. lolos dari pendudukan Romawi.
Umar bertanya kepada Uskup,"Telah pahamkah penduduk Jerusalem terhadap surat yang aku kirim." Sophoronus, sang Uskup menjawab,"Benar Khalifah, telah tersebar kabar tentang murah hatinya engkau dan pasukan mu. Ini sungguh sebuah perjanjian damai yang Indah".
Umar diajak meninjau Gereja Makam Kristus, Umar mengangguk mengiyakan tawaran Uskup. Mereka lantas berjalan beriringan memasuki gereja. Umar mencermati detail bangunan sambil mendengarkan penjelasan Uskup.. Tak lama kemudian Umar menimbang waktu dan berkata, “Kurasa sudah tiba waktunya bagi kami untuk sembahyang Zhuhur, Uskup". "Sembahyang? Uskup tampak tanggap dan tidak Kikuk. "Silahkan pergunakan ruangan yang engkau mau Khalifah, kami tidak berkeberatan”.
"Terimakasih atas tawaranmu Uskup" Umar tersenyum sambil geleng geleng kepala "Tapi, jika aku mendirikan sholat di dalam gereja ini, aku khawatir orang orang Islam nantinya akan menduduki gereja ini dan menjadikan nya sebagai mesjid, Bukan itu tujuan kami kesini".
Apakah diantara para pembaca ada yang mau tau apa isi surat yg dikirim Khalifah Umar kepada Uskup Jerusalem? Inilah surat nya ::
------------------------------ ------
Bismillahirrahmanirrahim.
Ini adalah jaminan yang telah diberikan hamba Allah,Umar, pemimpin umat Muslim, kepada penduduk Jerusalem.
Bahwa Umar telah memberi jaminan mengenai keamanan bagi jiwa mereka, untuk harta mereka, untuk gereja dan salib mereka, untuk sakit dan sehatnya kota, serta untuk ibadah mereka.
Gereja gereja mereka tidak akan ditempati oleh orang orang Muslim, juga tidak akan pernah dirusak, tidak boleh ada satu apapun yang dikurangi dari dalam gereja itu atau dari lingkungan disekitarnya, baik Salib, harta benda, dan semua harta milik mereka.
Kaum Nasrani tidak akan dipaksa untuk beralih memeluk agama Islam, dan tidak pula orang Yahudi yang hidup bersama mereka di Jerusalem. Penduduk Jerusalem harus membayar Jizyah (pajak) sebagaimana penduduk kota lainnya.
Jerusalem harus mengusir orang orang Byzantium dan para perampok. Para penduduk Jerusalem yang ingin pergi membawa harta mereka akan dijamin sampai tujuan dengan selamat.
Para penduduk desa boleh tinggal di kota bila mereka menginginkannya, dengan ketentuan membayar Jizyah sebagaimana warga lainnya. Jizyah mereka tidak boleh ditarik sebelum tiba masa panen.
Yang tertera dalam surat ini adalah perjanjian Allah, dibawah tanggung jawab Nabi, sang Khalifah, dan orang orang Mukmin.
------------------------------ ---------
Umar benar benar menatap Uskup Sophoronus dengan penuh perhatian. "Teruskanlah hidup dan beribadah sesuka kalian, tetapi ketahuilah bahwa mulai sekarang, kami umat Islam akan hidup diantara kalian. Beribadah dengan cara kami, dan menetapkan contoh yg baik. Jika kalian menyukai yang kalian lihat, bergabunglah dengan kami, jika tidak tak mengapa, Allah telah mengatakan kepada kami, tidak ada paksaan dalam Agama"
Siang itu Umar sholat di sebuah tempat dimana terdapat reruntuhan Haikal Nabi Sulaiman. Reruntuhan Khenizah Allah telah begitu dilupakan, padahal dia mendengar Nabi berkisah tentang diri Nya menjadi imam bagi para nabi dalam sebuah mesjid ditempat itu yang disebut Nabi sebagai Mesjid Aqsha.
Umar segera membersihkan tempat itu dan sholat di tempat itu. Ditanah Kristen itu, Umar menemui Tuhan nya dengan cara sang Nabi mengajarinya.
SELESAI
Sebagai informasi tambahan :
Beru baru ini saya berkesempatan mengunjungi Palestina / Jerusalem di Negara Israel. Dan berkesempatan juga sholat di Mesjid Al Aqsha.
Mesjid al Aqsha ternyata ber kubah warna hitam, sedangkan di dekat mesjid ada Bangunan berkubah emas yg dikenal dengan nama Bangunan As Shakra (kubah Batu / Dome Of The Rock). Kedua bangunan tsb, mesjid dan qubah batu berada di dalam reruntuhan Haikal Nabi Sulaiman yg skrg di sebut sbg wilayah Al Haram Al Syarif.
Banyak umat muslim zaman sekarang menyangka bahwa bangunan ber kubah emas itulah yg merupakan mesjid Al Aqsha. Padahal ketika saya kesana, melihatndengan mata kepala sendiri tak ada ruangan didalam bangunan kubah emas itu yg cukup besar utk melakukan Shalat berjemaah.
Wktu Umar bin Khattab berniat membangun kembali Mesjid Al Aqsha, beliau menarik poros antara Mesjid Al Haram di Mekkah dan Batu As Shakrah (saat itu belum ada bangunan kubah emas, yang ada hanyalah batu yang dijadikan tempat berpijak nabi ketika mau melaksanakan perjalanan Miraj.
Dinporos antara mesjid al Haram (mekkah) dan batu As shakrah itulah Umat membangun Mesjid al Aqsha. Dan mengarahkan kiblat nya ke Mesjid al Haram (Kabbah). Krm menghadap ke Mesjid al Haram di Mekkah maka otomatis memunggungi As-Shaqrah Bangunan berkubah emas.
Dengan demikian orang yg sholat di dalam Mesjid Al Aqsha mengarah ke Kabbah sbg kiblat nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar